Selayang Pandang
Kabupaten tolitoli adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Tengah, Indonesia.
Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Tolitoli. Kabupaten ini memiliki luas
wilayah 4.079.6 Km2 dan berpenduduk sebesar 210.000 Jiwa (2008).
Kabupaten Tolitoli sebelumnya bernama Kabupaten Buol Tolitoli, Namun pada tahun 2000
berdasarkan Undang-undang No.51 Tahun 1999 kemudian Kabupaten Tolitoli dimekarkan
menjadi yaitu Kabupaten Tolitoli sebagai Kabupaten Induk dan Kabupaten Buol sebagai
kabupaten hasil pemekaran.
Nama Daerah: Kabupaten Tolitoli
Ibu Kota: Tolitoli
Provinsi: Sulawesi Tengah
Luas Wilayah: 4.079.76 Km2
Jumlah Penduduk: 210.000 Jiwa ( Data Kependudukan Kantor Catan Sipil 2008)
WILAYAH TOLITOLI DAN PENDUDUK
Wilayah Tolitoli meliputi Kecamatan:
Dampal Selatan: 18,005 Jiwa
Dampal Utara: 13,553 Jiwa
Dondo: 22, 406 Jiwa
Basidondo: 10,117 Jiwa
Ogodeide: 11,275 Jiwa
Lampasio: 16,919 Jiwa
Baolan: 56,469 Jiwa
Galang: 26,243 Jiwa
Tolitoli Utara: 15,882 Jiwa
Dako Pemean: 7,135 Jiwa
Luas Areal sekitar : 4,079,77 Km2
Jumlah Penduduk
Pria: 102,165 Jiwa
Wanita: 95,889 Jiwa
Terdiri dari 73 Desa, 5 Kelurahan dan 10 Kecamatan.
Batas Wilayah
- Utara: Buol dan Laut Sulawesi
- Selatan: Kabupaten Donggala
- Barat: Selat Makassar
- Timur: Kabupaten Buol
Sejarah
SEJARAH TOLITOLI
Nama Tolitoli berasal dari kata Totolu, yang berarti Tiga.
Bangsa Tolitoli berasal dari 3 manusia kahyangan yang menjelma ke bumi melalui
Olisan Bulan (Bambu Emas), Bumbung Lanjat (Puncak Pohon Langsat), dan Ue Saka
(Sejenis Rotan), jelmaan Olisan Bulan dikenal sebagai Tau Dei Baolan atau
Tamadika Baolan, yang menjelma melalu Ue Saka yang dikenal sebagai Tau Dei Galang
atau Tamadika Dei Galang. Sedangkan seorang putri yang menjelma sebagai Bumbung
Lanjat dikenal sebagai Boki Bulan.
Kemudian nama Totolu berubah menjadi tontoli sebagaiman tertulis dalam
Lange-Contrack 5 Juli 1858 yang ditandatangi pihak Belanda anatara Dirk Francois
dengan Raja Bantilan Syaifuddin. Tahun 1918 berubah menjadi Tolitoli seperti
terlihat dalam penulisan Korte Verklaring yang ditandatangani Raja Haji Mohammad
Ali dengan pemerintah Belanda yang berpusat di Nalu,
Bahasa yang dipakai sehari-hari adalah Bahasa Geiga. Bahasa ini menurut Ahli Bahasa
AC Kruyt dan DR Adriani termasuk dalam kelompok Bahasa Tomini, yang daerah sebarnya
antara Desa Towera didaerah Kabupaten Donggala sampai dengan Desa Molosipat
diperbatasan Gorontalo.
Logo Daerah
- BENTUK PRISAI JANTUNG: Kepahlawanan dan Patriotisme Persatuan
- BINTANG: Ketuhanan yang Maha Esa
- POHON KELAPA: Pohon Serbaguna yang menjadi perekonomian masyarakat
sejak dulu dan sekarang
- 5 BIJI POHON KELAPA DAN 5 PELEPAH: Mewujudkan dan mengamalkan Pancasila
sebagai Falsafah Negara
- LINGKARAN PUTIH: Menggambarkan kasih sayang dan persaudaran yang tulus
antara penduduk yang berdomisili didaerah ini
- PADI DAN KAPAS: Sandang dan Pangan atau lambang kesejahteraan dan kemakmuran
- DUA BUAH CENGKEH:Gambaran doa dan pengharapan yang artinya hubungan antara
seorang hamba dengan Tuhannya sekaligus cengkeh adalah salah satu komoditi
andalan yang banyak diusahankan masyarakat Kabupaten Tolitoli.
- RUMAH ADAT TOLITOLI DAN PINTU ADAT BAMBU KUNING: Rumah adat Tolitoli dan Pintu
adat bambu kuning
- DUA EKOR LUMBA-LUMBA: Sifat masyarakat Tolitoli yang ramah dan bergotong royong
- TIGA RIAK AIR: Menggambarkan masa lalu, masa kini dan masa akan datang.
Masa lalau adalah kisah lagenda tiga anak manusia atau totolu yang merupakan
cikal bakal lahirnya manusia pertama tolitoli dan berdirinya daerah ini.
Masa kini adalah kehiudpan dalam reformasi, transparansi dan demokrasi.
Masa datang adalah regenerasi dalam kehidupan dan penerus serta penentu kemajuan
daerah ini berakal dari masa lalu.
- GARIS LINTANG: Ikatan batin dengan daerah-daerah lain di Sulawesi Tengah
Geografi
Tolitoli dengan letak geografis yang sangat strategis yaitu berada diselat
Makassar, salah satu dari tujuan selat strategi didunia, hubungan langsung
dengan dunia internasional mendorong pemerintah untuk terus mengembangkan
potensi daya terik investasi didaerah Tolitoli.
Seperti tertera di rencana strategis pengembangan daerah, ditahun 2010
mendatang Tolitoli dapat berdiri sebagai kabupaten mandiri dan sejahtera
bertumpu pada pertanian, perkebunan, industri, perikanan dan perdagangan.
IKLIM DAN TOPOGRAPI
Tolitoli memiliki ketinggian yang didominasi perbukitan dengan tinggi 0-2.500
meter dpl (diatas permukaan laut).
Sebagai bagian dari wilayah tropis memiliki suhu udara rata-rata 22,4-3,7 0C
dengan kelembaban udara pada kisaran 82-86%. Curah hujan pertahun 1.760,6 mm
dengan rata-rata 142 hari/tahun.
Kecepatan angina berada pada kisaran 10-15 knot.
Objek Pariwisata
1. Pantai Lalos, Batu Bangga, Kec. Galang
2. Pantai Tende dan Pantai Sabang Desa Tende Kecamatan Galang
3. Pantai Taragusung-Pulau Dolangan Desa Santigi Kecamatan Tolitoli Utara.
4. Pantai Dermaga Batu di Tolitoli Utara
5. Konservasi Burung Maleo, di Pantai tj. Matop, Pantai Pinjan
Desa Salumpaga Kec. Tolitoli Utara
6. Pulau Telur, Pulau Lingayan : Pemandangan Bawah Air
7. Air Terjun Kolasi Desa Bambapun Kecamatan Dampal Utara
8. Air Terjun Sigelan Desa Oyom Kec. Lampasi
9. Rumah Adat Balai Masigi, Desa Tambun Kecamatan Baolan
10.Makam Raja Tolitoli di Pulau Lutungan
Investasi
Tolitoli dengan letak geografis yang sangat strategis yaitu berada diselat
Makassar, salah satu dari tujuan selat strategi didunia, hubungan langsung
dengan dunia internasional mendorong pemerintah untuk terus mengembangkan
potensi daya terik investasi didaerah Tolitoli.
Seperti tertera di rencana strategis pengembangan daerah, ditahun 2010
mendatang Tolitoli dapat berdiri sebagai kabupaten mandiri dan sejahtera
bertumpu pada pertanian, perkebunan, industri, perikanan dan perdagangan.
IKLIM DAN TOPOGRAPI
Tolitoli memiliki ketinggian yang didominasi perbukitan dengan tinggian
0-2.500 meter dpl (diatas permukaan laut).
Sebagai bagian dari wilayah tropis memiliki suhu udara rata-rata
22,4 ? 33,7 0C dengan kelembaban udara pada kisaran 82-86%. Curah hujan pertahun
1.760,6 mm dengan rata-rata 142 hari/tahun.
Kecepatan angina berada pada kisaran 10-15 knot.
BUDIDAYA
Luas lahan cengkeh di Tolitoli 24.794 Ha, yang terdiri dari 23.299 Ha, tanaman
muda menghasilkan, dan 1.495 Ha, tanaman tua / rusak, tetapi masih menghasilkan,
sedangkan tanaman cengkeh muda yang belum mulai menghasilkan 102 Ha. Data kebu-
tuhan cengkeh nasional pada tahun 1999menunjukkan bahwa karena besarnya kebutuhan
cengkeh untuk pabrik rokok, infor cengkeh tahinitu mencapai 20.690 ton.
Meningkat cengkeh tolitoli tergolong berkwalitas bagus, maka pengembangan
perkebunan cengkeh merupakan kebijakan yang akan menguntungkan masyarakat petani
cengkeh dan Pemda Tolitoli. Kebijakan tersebut diatas mengacu pada Kebijakan
nasional dalam Pengembangan Cengkeh yang diarahkan pada :
1. Stabilitas harga cengkeh,
2. Dukungan penyediaan dana untuk peningkatan produksi dan mutu hasil,
3. Peningkatan nilai tambah komoditas cengkeh.
Berdasarkan kebijakan nasional tersebut Dinas Perkebunan Tolitoli telah menindak
lanjuti dengan perencanaan pengembangan cengkeh yang dititik beratkan pada
3 kegiatan, yaitu pengadaan bibit, budidaya, serta panen dan pasca panen.
Pengadaan bibit meliputi penambahan areal lahan pembibitan, penyediaan bibit
unggul, penyediaan modal petani, dan penyediaan pupuk serta obat-obatan.
Budidaya meliputi peremajaan dan perluasan lahan perkebunan cengkeh, peningkatan
mutu tanaman, pengendalian hama dan penyakit, serta penyediaan permodalan petani.
Panen dan pasca panen meliputi peningkatan mutu cengkeh, perluasan pasar, dan
diversifikasi produk yang erat kaitannya dengan agro industri
Ketiga kegiatan diatas membutuhkan modal yang tidak sedikit. Selama ini petani
cengkeh di Tolitoli menggunakan permodalan sendiri yang relatif terbatas,
sehingga dalam pengelolaan teknis budidaya yang dilakukan belum optimal.
Menyadari bahwa dana pembangunan daerah yang bersumber dari PAD terbatas,
maka Pemerintah Daerah Tolitoli mengundang investor untuk menanamkan modalnya
disektor budidaya cengkeh.
Berdasarkan kebijakan nasional tersebut Dinas Perkebunan Tolitoli telah men-
indak lanjuti dengan perencanaan pengembangan cengkeh yang dititik beratkan
pada 3 kegiatan, yaitu pengadaan bibit, budidaya, serta panen dan pasca panen.
1.Pengadaan bibit meliputi penambahan areal lahan pembibitan, penyediaan bibit
unggul, penyediaan modal petani, dan penyediaan pupuk serta obat-obatan.
2.Budidaya meliputi peremajaan dan perluasan lahan perkebunan cengkeh, peningkatan
mutu tanaman, pengendalian hama dan penyakit, serta penyediaan permodalan petani.
3.Panen dan pasca panen meliputi peningkatan mutu cengkeh, perluasan pasar, dan
diversifikasi produk yang erat kaitannya dengan agro industri.
Ketiga kegiatan diatas membutuhkan modal yang tidak sedikit. Selama ini petani
cengkeh di Tolitoli menggunakan permodalan sendiri yang relatif terbatas, sehingga
dalam pengelolaan teknis budidaya yang dilakukan belum optimal.
Menyadari bahwa dana pembangunan daerah yang bersumber dari PAD terbatas, maka
Pemerintah Daerah Tolitoli mengundang investor untuk menanamkan modalnya disektor
budidaya cengkeh.
Berdasarkan kebijakan nasional tersebut Dinas Perkebunan Tolitoli telah men-
indak lanjuti dengan perencanaan pengembangan cengkeh yang dititik beratkan
pada 3 kegiatan, yaitu pengadaan bibit, budidaya, serta panen dan pasca panen.
1.Pengadaan bibit meliputi penambahan areal lahan pembibitan, penyediaan bibit
unggul, penyediaan modal petani, dan penyediaan pupuk serta obat-obatan.
2.Budidaya meliputi peremajaan dan perluasan lahan perkebunan cengkeh, peningkatan
mutu tanaman, pengendalian hama dan penyakit, serta penyediaan permodalan petani.
3.Panen dan pasca panen meliputi peningkatan mutu cengkeh, perluasan pasar, dan
diversifikasi produk yang erat kaitannya dengan agro industri.
Ketiga kegiatan diatas membutuhkan modal yang tidak sedikit. Selama ini petani
cengkeh di Tolitoli menggunakan permodalan sendiri yang relatif terbatas, sehingga
dalam pengelolaan teknis budidaya yang dilakukan belum optimal.
Menyadari bahwa dana pembangunan daerah yang bersumber dari PAD terbatas, maka
Pemerintah Daerah Tolitoli mengundang investor untuk menanamkan modalnya disektor
budidaya cengkeh.
SARANA DAN PRASARANA
Kebijakan pengembangan prasarana wilayah di Kawasan Andalan Tolitoli diarah-
kan untuk membentuk perwujudan konsep pengembangan tata ruang dan menunjang
pertumbuhan kegiatan sektor unggulan dan kegiatan-kegiatan terkait.
Arahan pengembangan prasarana wilayah dapat ditunjukan sebagai berikut :
1.pembangunan prasarana penduduk dan kegiatan-kegiatan ekonomi sejalan dengan
kompleksitas kebutuhannya pada masing-masing pusat perumbuhannya.
2.Pembangunan prasarana dan sarana dalam menunjang peruuhan sektor-sektor
unggulan pada setiap clister (zoning) dan pertumbuhan wilayah disekitar,
meningkatkan aksesibitas dan pelayanan kebutuhan wilayah sekitarnya sehingga
membentuk sturuktur tata ruang yang dituju
Kawasan Andalan Tolitoli mempunyai prioritas utama pembangunan daerah pada pem-
bangunan danpeningkatan prasarana perhubungan baik darat, laut dan udara.
Melalui telekomunikasi usaha untuk mewujudkan prasarana perhubungan ini ditujukan
untuk membuka keterisoliran Tolitoli diharapkan dapat mencapai pemerataan pembangunan
keseluruhan wilayah Kabupaten Tolitoli.
Selain itu sebagai Kawasan Andalan Tolitoli harus dapat menciptakan iklim berusaha
yang menunjang tumbuhnya aktivitas ekonomi yang dapat diandalkan.
Untuk itu perlu dilakukan pengembangan prasarana sesuai dengan arah pembangunan
prasarana wilayah dalam Rencana Induk pengembanagan Kawasan Andalan Tolitoli.
Data umum
Luas Kabupaten : 4.079.77 Km2 atau 409.977
Luas Wilayah Laut Teritorial : 241.92 mil 300.856,22 Ha
Panjang Garis Pantai : 453.98 Km300.856,22 Ha
Letak Geografis : 000 35 LU; 010 20? LU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar